KAKI GAJAH


Akhir akhir ini kita dikejutkan dengan berbagai pemberitaan tentang Kaki Gajah. Ada apa sebetulnya dengan kaki sigajah ? Ternyata Kaki Gajah adalah sebutan untuk penyakit Filariasis. Suatu penyakit yang disebabkan oleh mikrofilaria atau cacing filarial yang berukuran sangat kecil.

Bila cacing filarial sudah bersarang di tubuh manusia, berbagai perubahan mengerikan bakal terjadi. Kegiatan cacing mini dalam tubuh itu mampu membuat kaki, tangan, payudara, bahkan, buah zakar penderitanya berubah menjadi berukuran besar . Dan ini yang sering disebut dengan penyakit kaki gajah.
Akibat yang ditimbulkan penyakit itucukup mengerikannya , sehingga masih banyak orang di pedesaan meyakini, penyakit itu adalah penyakit keturunan, bahkan dianggap sebagai gangguan setan atau roh halus. Kenyataannya penyakit ini sangat jarang menyebabkan kematian, namun penyakit ini bisa membuat penderita cacat dan tak produktif.

Cacing penyebab filariasis berwujud mirip benang. Filarial dari genus wuchereria dan brugia. Di Indonesia cacing yang dikenal menjadi penyebab adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori.
Cacing dewasa berbentuk silindris, halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55-100 mm dan tebal 0,16 mm. Cacing jantan lebih kecil, 55 mm x 0,09 mm. Larva mikrofilaria sekali keluar jumlahnya bisa puluhan ribu larva bersarung berukuran 200-600 mikron x 8 mikron.


Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk. Lebih dari 20 spesies nyamuk menjadi vektor filariasis. Nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai vektor untuk wuchereria bancrofti di daerah perkotaan. Di pedesaan vektor umumnya Anopheles, Culez, Aedes, dan Mansonia. Spesies nyamuk vektor bisa berbeda dari daerah satu dengan daerah lain.

Cacing yang diisap nyamuk tidak begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk. Makhluk mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar tiga minggu, pada stadium tiga, larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk. Nyamuk positif mikrofilaria itu lalu gentayangan menggigit manusia dan memindahkan larva infektif tersebut.
Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Uniknya, cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, selebihnya bersembunyi di organ dalam tubuh. Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa dilakukan malam hari. Selain manusia, untuk brugia malayi, sumber penularan penyakit juga bisa binatang liar, seperti kera dan kucing (hospes reservoir).
Setelah dewasa, cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Di tubuh manusia cacing itu menumpang makan dan hidup.
Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.


Gejalanya Filariasisis antara lain, demam berulang dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dapat terjadi ketiak tampak kemerahan, panas, dan sakit, selain juga pembesaran organ tubuh.
Gejala klinik kronis berupa pembesaran menetap pada tungkai, lengan, payudara, atau buah zakar. Diagnosis baru ditegakkan setelah penyakit berkembang 5-6 bulan setelah dapat ditemukan mikrofilaria dalam darah tepi. Kadang-kadang, tidak muncul gejala klinis, baik akut maupun kronis, sehingga orang itu tidak merasakan terserang filariasis, jika tidak diobati, pembesaran terus terjadi sehingga membentuk jaringan ikat dan kulit menebal. Akibatnya, timbul cacat menetap.
Diagnosis filariasis sedini mungkin membantu penyembuhan penderita. Deteksi dilakukan dengan mengenali gejala akut dan kronis yang dipastikan lewat pemeriksaan darah pada jari penderita pada malam hari.
Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengurangan reservoir penular, penanggulangan vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak vektor dan manusia.

Lagi lagi kebersihan lingkungan sangat perlu diperhatikan. Menghilangkan tempat perindukan nyamuk sangat penting untuk mengurangi populasi nyamuk. Bener juga si HL Bloom , bahwa Lingkungan merupakan faktor utama dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Bagaimana dengan lingkungan kita ?
Mari ikut TANGGAP dan PEDULI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar