PARADIGMA SEHAT

Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan , memasuki era reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola piki dan konsep dasar strategi pembangunan kesehatan dal;am bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia yang sakit.
Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system desentralisasi, dengan kegiatan pelayanan yang senantiasa bersifat promotif untuk mengentaskan kesehatan masyarkat, oleh tenaga kesehatan professional bersama masyarakat yang partisipatif.

Seringkali orang mengartikan sama antara kesehatan dan kedokteran. Kesehatan memiliki aspek lebih luas dari pada kedokteran. Yang jelas sasaran perhatian kesehatan tidak terbatas pada orang yang sakit saja melainkan juga orang yang sehat. Sedangkan kedokteran lebih menekankan perhatiannya pada orang atau masyarakat yang sakit. Sifat upayanya pada Paradigma Sehat bisa bersifat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat (promotif), pencegahan atau minimalisasi potensi resiko (preventif), pengobatan (kuratif ) dan pemulihan atau optimalisasi fungsi (rehabilitatif). Sedangkan pada kedokteran lebih menekankan pada upaya yang bersifat pengobatan atau kuratif yakni identifikasi penyebab sakit, serta memberikan tindakan untuk mengobatinya/mengatasinya secara tepat, atau tindakan pencegahan terhadap tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dbandingkan dengn upaua kuratif dan rehabilitatif diharapkan lebih menekanknan program kesehatan yang menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit.
Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat dititik beratkan pada:
1. Promosi kesehatan, peningkatan penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap penganruh buruk (melalui perubahan perilaku).
Dikaitkan dengan visi Indonesia Sehat 2010 , dimana 3 pilar utama yang ingin dicapai adalah Seluruh masyarakat Indonesia tinggal di lingkungan yang sehat, Seluruh masyarakat sudah ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Seluruh masyarakat Indonesia dengan cepat dan mudah bisa mendaptkan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu,

Dikaitkan pula dengan teori HL Bloom bahwa derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor Lingkungan , Perilaku , Pelayanan Kesehatan dan keturunan , maka peran Tenaga Kesehatan Lapangan ( Promkes, Sanitarian , Gizi ) betul-betul sangat dibutuhkan.

Namun nampaknya hal itu belum sebagai acuan dalam penyusunan program oleh pihak-pihak pengambil kebijakan. Belum semua pengambil kebijakan itu, berwawasan paradigma sehat. Terbukti tuntutan sarana lapangan oleh petugas lapangan ( yang betul-betul memerlukan ) , seolah olah dianggap tidak penting. Contohnya keperuntukan motor dinas lebih diutamakan ke bukan petugas lapangan, dan belakangan untuk tenaga yang hanya membawahi 1 atau 2 desa. Sedangkan tenaga Sanitarian , Promkes dilihat dari cakupan wilayah , membawahi semua wilayah kerja Puskesmas. ?????? Yah....Begituah ........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar