MENAPAKKAN KAKI DI PUNCAK GUNUNG SUMBING

Gunung Sumbing adalah gunung tertinggi ke dua di Jawa Tengah dengan ketinggian mencapai 3.371 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berhadapan dengan Gunung Sindoro yang dikenal sebagai gunung kembar. Jalan menuju ke puncak pun terjal dan penuh liku. Sebuah petualangan yang sangat menarik dan menakjubkan. Gunung Sumbing merupakan gunung bertipe strato (kerucut). Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing batu cadas yang menjulang tinggi dan disekitarnya banyak dijumpai kawah - kawah kecil yang mengeluarkan asap belerang.

Untuk sampai ke Puncak , disamping persiapan fisik yang cukup prima, perlengkapan pendakian, perbekalan makanan, pemahaman karakteristik jalur yang akan dilalui , pendaki juga harus pula menghormati kebiasaan penduduk lereng gunung Sumbing, banyak pantangan yang harus diperhatikan diantaranya tidak merusak tanaman, tidak mengganggu kebun penduduk, tidak membuang sampah, berhati-hati jika menyalakan api karena rawan kebakaran, berlaku sopan, tidak sombong, ramah bila berjumpa penduduk, tidak mengeluh, dan tidak buang air di sembarang tempat

Bagian lereng gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah longsor karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau dan sayur - sayuran. Menurut satu sumber lereng Gunung Sumbing mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara gunung-gunung yang berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki gunung ini sejauh mata memandang akan terlihat hampir separuh lereng gunung sudah merupakan daerah perladangan.

Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat satu jalur utama yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro. Masyarakat desa ini sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani. Jumlah penduduk desa Garung juga tidak terlalu banyak tapi kelihatan sangat makmur.
Desa Garung (1.543 m dpl) merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung Sumbing, dapat dengan mudah kita capai karena letaknya yang dilalui jalur Bus/minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau sebaliknya.Dari Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung (Pasar Reco). Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu, sekitar 0,5 jam dengan jalan kaki .Panjang jalur dari Desa Garung sampai ke puncak Gunung Sumbing, 7 Km.

Jalur lainnya adalah jalur Cepit. Dari Purworejo naik bus ke Magelang, disambung ke Temanggung, turun di Parakan. Perjalanan di mulai di Base Camp Cepit yang terletak di desa Pager Gunung, kec. Bulu, wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan terbaik dilakukan pada malam hari sekitar pukul 21.00, sampai di puncak menjelang pagi, sehingga sempat melihat Sunrise dari puncak gunung. Selain itu perjalanan di malam hari dapat menghemat air minum, karena di sepanjang jalur tidak terdapat mata air.


Pendakian di Gunung Sumbing yang paling ramai biasanya pada bulan Agustus - September. Menurut data di buku pendakian di Kepala Desa pendaki tiap tahun dapat mencapai 5.000 orang. Untuk antisipasi kondisi buruk , Jika kita mengalami keadaan darurat kita bisa menghubungi Karang Taruna Desa Garung atau menghubungi Pos Penjagaan Polisi di Kledung dengan frekwensi 147,940 Mhz atau Polsek Wonosobo dan Magelang dengan frekwensi 147.000 Mhz dan disini akan dilakukan koordinasi lebih.

Pertama kali kita melangkahkan kaki untuk menyusuri jalur pendakian kita akan berjalan selama kurang lebih satu jam melewati kebun sayur penduduk. Kemudian kita akan mendaki sekitar dua jam memasuki kawasan hutan, selanjutnya kita akan sampai di padang rumput. Setelah itu kita akan bertemu dengan Batu Kasur dan Batu Lawang.

Jalur menuju puncak sangat sempit dan menanjak, sehingga sangat melelahkan, kita perlu sangat berhati-hati dan menjaga stamina tubuh. Puncak Gungung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi.

Dikawasan puncak gunung Sumbing  terdapat  makam leluhur masyarakat setempat yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Makukuhan. Masyarakat Temanggung punya tradisi ziarah ke makam Ki Ageng Makukuhan pada malam 21 Romadhon. Ada beberapa gua salah satunya dikenal dengan nama Gua Jugil yang merupakan gua terbesar. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang. Pemandangannya sangat indah sehingga kita akan merasa enggan untuk meninggalkan puncak tersebut.


Dari Puncak Buntu ini ,bisa menikmati hamparan gunung Sindoro yang kokok berdiri soalah menantang untuk didaki. Hmmm…sungguh indah dunia ciptaan Yang Maha Kuasa ini. Di depan Puncak buntu adalah Kawah Mati yang cukup lebar, seluar lapangan sepakbola. Dari kawah mati tersebut, disampingnya teradapat kawah yang masih sedikit mengepulkan asap belerang. Punca sejati dari Gunung sumbing sendiri berada di sisi lingkaran kawah yang lain, sangat sulit untuk di daki dengan metode konvensional. Jika anda hendak mendaki, mungkin memerlukan tali temali dan peralatan panjat tebih yang benar bisa menjaga keselamatan jiwa anda.

Untuk menuju kawah mati, kita harus menuruni puncak menuju kawah dengan kemiringan tanah mencapai 45 derajad, dengan vegetasi ilalang yang tebal. Kira2 20 menit perjalanan.  Kawah mati berupa Pasir yang rata, banyak sekali prasasti2 berupa batu batu ukuran sedang yang ditata sedemikia rupa sehingga membentuk satu gambar atau logo.

Anda ingin mencoba ?
-----------

1 komentar:

  1. Aku kangen dengan gumpalan awan dan sorot sinar matahari dibalik peraduan Gunung Sindoro,
    Puncak Sumbing memang indah,
    Salam kenal Pak...
    Salam rimba...

    BalasHapus